Minggu, 15 Mei 2011

Blake Mouton Managerial Grid



  • Country Club Leadership => karyawan banyak/tinggi, produksi rendah
Gaya kepemimpinan yang paling khawatir tentang kebutuhan dan perasaan anggota/timnya. Tipe ini beroperasi berdasarkan asumsi bahwa selama anggota tim bahagia dan aman kemudian mereka akan bekerja keras. Namun hasilnya adalah lingkungan kerja yang sangat santai dan menyenangkan tetapi produksinya lemah karena kurangnya kendali dan arah.

  • Produce or Perish Leadership (memproduksi dan mati kepemimpinan) => produksi tinggi/karyawan rendah
Disebut juga sebagai pemimpin otoriter atau kepatuhan, orang-orang dalam kategori ini percaya bahwa karyawan hanya sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Kebutuhan karyawan selalu dinomorduakan (sekunder) dengan kebutuhan untuk tempat kerja efesien dan produktif. Jenis kepemimpinan ini sangat otokratis, mempunyai peraturan kerja yang ketat, kebijakan & prosedur, dan pandangan hukuman sebagai cara yang paling efektif untuk memotivasi karyawan.


  • Impoverished Leadership (miskin kepemimpinan) => rendah produksi/ rendah karyawan
Pemimpin ini sebagian besar efektif. Dia tidak memiliki kaitan yang tinggi untuk menciptakan sistem untuk mendapatkan pekerjaan, atau untuk menciptakan lingkungan kerja yang memuaskan dan memotivasi. Hasilnya adalah tempat disorganisasi, ketidakpuasan, dan ketidakharmonisan.


  • Middle Of The Road (jalan tengah) => produksi sedang/ karyawan sedang
Gaya ini merupakan titik keseimbangan antara produksi dengan karyawan. Mungkin pada awalnya tampak kompromi yang ideal. Disinilah letak masalahnya, meskipun ketika anda berkompromi anda perlu memberikan sedikit perhatian dari masing-masing sehingga baik produksi maupun kebutuhan masyarakat terpenuhi. Pemimpin yang menggunakan gaya ini puas akan kinerja rata-rata dan seringkali percaya bahwa ini adalah yang paling setiap orang bisa harapkan.


  • Team Leadership (tim kepemimpinan) => karyawan tinggi/ produksi tinggi
Ini adalah puncak dari gaya manajerial. Para pemimpin ini memenuhi kepentingan kebutuhan produksi dan kebutuhan karyawan yang sama tinggi. Dasar pemikiran disini adalah bahwa karyawan yang terlibat dalam memahami tujuan organisasi dan menentukan kebutuhan produksi. Ketika karyawan berkomitmen, dan memiliki andil dalam keberhasilan organisasi, kebutuhan mereka, dan kebutuhan produksi terpenuhi secara bersamaan. Ini menciptakan sebuah lingkungan tim didasarkan pada kepercayaan dan rasa hormat yang mengarah pada kepuasan dan motivasi tinggi, dan akan menghasilkan produksi yang tinggi.


sumber : http://www.mindtools.com/pages/article/newLDR_73.htm

Teori Pola A & Pola B (Chris Argyris)

  • Teori pola A
Beranggapan bahwa setiap orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen dan tidak mau menolong orang lain
  • Teori pola B
Beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.
  • Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B sama dengan teori Y. Namun tidak selalu demikian. Dalam keadaan tertentu pola A bisa berhubungan dengan teori Y, pola B bisa berhubungan dengan teori X, dengan cara demikian dapat timbul manajer-2 yang memiliki kombinasi XA, XB atau YA dan YB.
Tenaga kerja harus dipelihara sebaik-baiknya, harus saling menguntungkan
kedua belah pihak, Baik perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri.

diunggah dari : jnursyamsi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10936/P2.

Teori ini merupakan pengembangan dari teori X dan Y, beliau juga menambahkan ada perbedaan antara sikap dgn perilaku pada diri seseorang. Ada 7 perubahan yang terjadi dalam kepribadian seseorang saat ia berkembang ke kedewasaan, yaitu diantaranya sebagai berikut:
  1. Seseorang itu akan bergerak dari suatu keadaan pasif sebagai anak-anak ke suatu keadaan yang bertambah aktifitasnya sebagai orang dewasa,
  2. Seseorang akan berkembang dari suatu keadaan yang tergantung kepada orang lain kesuatu keadaan yang relatif merdeka sebagai orang dewasa,
  3. Seseorang hanya bertindak sedikit dalam cara sebagai anak-anak, tetapi sebagai orang dewasa ia akan mampu bertindak dengan berbagai cara,
  4. Seseorang itu mempunyai minat yang tidak menentu, kebetulan, dan tidak begitu mendalam dan kuat minatnya sebagai orang dewasa,
  5. Perspektif waktu bagi anak-anak adalah singkat hanya melibatkan waktu kini, tetapi sebagai orang dewasa maka perspektif waktunya akan bertambah menjangkau masa lalu dan masa yang akan datang,
  6. Seorang sebagai anak-anak, ia berada dibawah pengendalian setiap orang (subordinary to everyone),
  7. Sebagai anak-anak, seseorang kurang kesadaran akan dirinya, tetapi sebagai orang yang sudah matang ia tak hanya sadar, tetapi mampu untuk mengendalikan dirinya.

Teori Likert / Likert’s Management System (Empat Sistem Manajemen)

1. Eksploitatif Sistem Otoritatif.
Dalam sistem manajemen ini tugas pegawai/bawahan adalah untuk, mematuhi keputusam uang dibuat oleh manager dan mereka uang memiliki status uang lebih tinggi daripada mereka dalam organisasi. Bawahan tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Organisasi yang bersangkutan hanya tentang nenyelesaikan pekerjaan. Organisasi akan menggunakan rasa takut dari pegawai dan ancaman untuk memastikan karyawan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan yang diinginkan. Tidak ada kerja sama tim yang terlibat.
2. Kebijakan Sistem Otoritatif.
Seperti halnya dalam sebuah sistem eksploitatif/otoritatif, keputusan dibuat oleh orang-orang yan berada di tingkat atas organisasi dan manajemen. Namun karyawan termotivasi melalui penghargaan (untuk kontribusi/pekerjaan mereka) daripada ketakutan dan ancaman. Intinya dalam sistem ini ancaman bukanlah motivator yang baik, yang membuat karyawan termotivasi adalah reward yang mereka dapatkan. Informasi dapat mengalir dari bawahan ke manajer, tetapi terbatas kepada “manajemen/informasi apa yang ingin didengar oleh manajemen”.
3. Sistem Konsultatif.
Dalam jenis sistem manajemen, bawahan termotivasi oleh penghargaan dan tingkat keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen konstruktif akan menggunakan ide-ide dam pendapat bawahan mereka. Namun keterlibatan tidak lengkap dan keputusan besar masih dibuat oleh manajemen senior. Ada aliran informasi yang lebih besar (daripada sistem berwibawa murah hati) dari bawahan kepada manajemen. Meskipun informasi dari bawahan kepada manajer tidak lengkap dan eufimistis.
4. Sistem Partisipatif (Kelompok)
Manajemen sepenuhnya percaya pada bawahan karyawan. Ada banyak komunikasi dan bawahan terlibat sepenuhnya dalam proses pengambilan keputusan. Bawahan nyaman menyatakan pendapat dan ada banyak kerja sama tim. Tim dihubungkan bersama-sama oleh orang-orang yang, menjadi anggota lebih dari 1 tim. Likert memanggil orang-orang dilebih dari 1 kelompok “menghubungkan tim”. Karyawan diseluruh organisasi merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tanggung jawab ini terutama sebagai bawahan motivasi ditawarkan imbalan. Ekonomi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka telah berpartisipasi dalam pengaturan.
  • Sistem Idealis Likert: Likert percaya bahwa jika suatu organisasi adalah untuk mencapai efektifitas optimah maka “ideal” untuk , mengadopsi sistem yang partisipatif (sistem 4).

Teori Organisasi Klasik

B.1. Fayol (1841 - 1925) :

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan tugas manajemen yang terdiri atas :

1. Technical ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.

2. Commercial ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.

3. Financial ; kegiatan pembelanjaan.

4. Security ; kegiatan menjaga keamanan.

5. Accountancy ; kegiatan akuntansi

6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :

- Planning ; kegiatan perencanaan<>

- Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan

- Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian

- Commanding ; kegiatan pengarahann

- Controlling ; kegiatan penngawasaan

Selain hal tersebut diatas, asas-asa umum manajemen menurut Fayol adalah :

- Pembagian kerja

- Asas wewenang dan tanggungjawab<>

- Disiplin

- Kesatuan perintah

- Kesatuan arah

- Asas kepentingan umum

>

- Pemberian janji yang wajar

- Pemusatan wewenang

- Rantai berkala

- Asas keteraturan

- Asas keadilan

- Kestabilan masa jabatan

- Inisiatif

- Asas kesatuan

B.2. James D. Mooney :

Menurut James, kaidah yang diperlukan dalam menetapkan organisasi manajemen adalah :

a. Koordinasi

b. Prinsip skala

c. Prinsip fungsional

d. Prinsip staf

C. Teori Hubungan Antar Manusia (1930 - 1950)

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan

mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk

menunjang tingkat produktifitas kerja.

Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu sistem

sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya

bisa lebih tinggi.

D. Teori Behavioral Science :

D.1. Abraham maslow

Mengembangkan adanya hirarki kebutuhan dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan

dinamika proses motivasi.

D.2. Douglas Mc Gregor

Dengan teori X dan teori Y.

D.3. Frederich Herzberg

Menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

D.4. Robert Blake dan Jane Mouton

Membahas lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial.

D.5. Rensis Likert

Menidentifikasikan dan melakukan penelitian secara intensif mengenai empat sistem

manajemen.

D.6. Fred Fiedler

Menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.

D.7. Chris Argyris

Memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

D.8. Edgar Schein

Meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.

Teori behavioral science ditandai dengan pandangan baru mengenai perilaku orang per orang,

perilaku kelompok sosial dan perilaku organisasi.

TEORI DARI MC GREGOR (TEORI X Y)

  • Teori X (gaya otoriter manajemen/ karyawan pasif)

1. Rata-rata orang tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya sebisanya,

2. Oleh karena itu kebanyakan orang harus dipaksa dengan ancaman hukuman untuk bekerja kearah tujuan organisasi,

3. Rata-rata orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab; relatif ambisius, dan menginginkan keamanan diatas segalanya.

  • Teori Y (gaya partisipatif manajemen/ karyawan aktif)

1. Usaha dalam pekerjaan adalah sama naturalnya/ alamiahnya seperti atau ketika bekerja dan bermain,

2. Orang-orang akan menerapkan kontrol diri dan tujuan diri dalam mengejar tujuan-tujuan organisasi, tanpa kontrol eksternal atau ancaman hukuman,

3. Komitmen terhadap tujuan adalah fungsi dari penghargaan yang terkait dengan prestasi mereka,

4. Orang-orang biasanya menerima dan seringkali mencari tanggungjawab,

5. Kemampuan untuk menggunakan tingkat imajinasi, kecerdikan, dan kreatifitas dalam memecahkan masalah organisasi secara luas, tidak sempit, didistribusikan dalam populasi,

6. Dalam bidang industri potensi intelektual orang rata-rata banyak sebagian digunakan.

Selasa, 26 April 2011

KEPEMIMPINAN

1). PENGERTIAN

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.


2). TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

instruktif
Tipe ini di tandai dengan komunikasi satu arah.
*pemimpin memberikan pengarahan tinggi dan rendah dukungan
*pemimpin memberikan batasan peranan bawahan
*pemimpin memberikan bawahan tenteng apa,bilamana,dimana,dan bagaimana bawahan
Melaksanakan tugasnya
*inisiatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan semata-mata di lakukan oleh
Pemimpin
*pemecahan masalah dan pengambilan keputusan diumumkan oleh pemimpin dan
Pelaksanaanya diawasi secara ketat oleh pemimpin

kuponsultatif
Tipe ini di tandai dengan memberikan instruksi yang cukup besar serta penetapan Keputusan-keputusan dilakukan oleh pemimpin.
Ciri-cirinya:
*pemimpin memberikan baik pengarahan maupun dukungan tinggi
*pemimpin mengadakan komunikasi 2 arah dan berusaha mendengarkan persaan,
Gagasan,dan saran bawahan
*pengawasan dan pengambilan keputusan tetap pada pemimpin

partisipatif
Ditandai dengan komunikasi 2 arah
Kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan seimbang antara pemimpin dan bawahan ,pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

3). TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.

source:
- http://massofa.wordpress.com/2009/02/22/teori-teori-dalam-kepemimpinan
- wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/tipe-tipekepemimpinan

PERKEMBANGAN PANDANGAN BARU TENTANG ORGANISASI

ARTI PENGEMBANGAN ORGANISASI

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang - orang atau sekumpulan manusia dalam rangka mencapai tujuan bersama.

II. SEJARAH PERKEMBANGAN ORGANISASI

Sejarah Pengembanga Organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang
a. Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti dari organisasi.
b. Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama.
c. Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.
d. Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta
e. Perubahan strategik.

Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah pendekatan Pengembangan Organisasi, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang.

III. KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN ORGANISASI

Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan orang.

Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain. Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang siknifikan. perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru.

Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses perubahan umum.
Pertama adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan kondisi saat ini.

Kedua adalah, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya perubahan.

Ketiga adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha perubahan yang
sukses.

IV. ORGANISASI MASA DEPAN

Dalam abad dua puluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu :

*Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible,
*Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).

Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan.

Tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)


Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya.

Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan,
kapasitas serta kapabilitas pembelajaran.

Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi.

source :
1. http://massofa.wordpress.com
2. http://www.pdf-search-engine.com
3. http://all-about-trick.blogspot.com

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.

B. BAGAIMANA MENYALURKAN IDE MELALUI KOMUNIKASI
Tahap-tahap menyalurkan ide melalui komunikasi :

• Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

a. Informasi

b. Ajakan

c. Rencana kerja

d. Pertanyaan dan sebagainya




Penyaluran

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.



Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

Pengertian

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

Tindakan

Setelah pesan dimengerti oleh si penerima, maka si penerima dapat melakukan sesuatu sesuai dengan pesan yang disampaikan, misalnya melaksanakan perintah.

Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi

C. HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI

Hambatan Teknis

Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin
berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan
dan efesien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976,
jenis hambatan teknis dari komunikasi :
# Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
# Kurangnya informasi atau penjelasan
# Kurangnya ketrampilan membaca
# Pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.

Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau idea secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian
[komunikator dan komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya keliru.
TIDAK ADANYA hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan
[arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan
sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator
HARUS memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik
komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang
dipakainya.

Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera seseorang, dll.
Menurut Cruden dan Sherman :

Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia.

Perbedaan persepsi, perbedaan umur, perbedaan keadaan emosi, ketrampilan mendengarkan,
perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan informasi.

Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.

Suasana iklim kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staf dan efektifitas komunikasi organisasi

Source :
jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01
cobadilihatdandibacaduniaku.blogspot.

PROSES ORGANISASI

Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karamgan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan baik,maka masalah tidak pernah yang tidak perah diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan wewenang itu dapat dilimpahkan.

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersifat apriori (berburuk sangka) selalu merupakan proses, baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan oprasioal pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menghimpun data melalui pencatatan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
b. Melalui analisis data
c. Menetapkan keputusan yang akan ditempuh
d. Mengoprasionalakan keputusan menjadi kegiatan
e. Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksana keputusan akan diperoleh data oprasional yang baru

Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Tetapkan masalah
b. Identifikasi criteria keputusan
c. Alokasikan bobot pada criteria
d. Kembangkan alternaif
e. Evaluasi alternative
f. Memilih alternative terbaik

Source : :
hasanismailr.blogspot.com/2009/10/proses_organisasi
herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/file